Blog

Your blog category

The Paradox of Choice: Ketika Terlalu Banyak Pilihan Justru Membingungkan

Kina adalah seorang penyuka film bergenre science-fiction. Di akhir pekan, ia memutuskan untuk menonton film di bioskop. Hari itu hanya ada 5 film yang tayang, masing-masing dari genre berbeda : romantis, misteri, horor, drama, dan tentu saja science-fiction. Bagi Kina, memilih jadi hal yang mudah—tanpa ragu, ia langsung memutuskan menonton film sci-fi kesukaannya. Namun, minggu […]

The Paradox of Choice: Ketika Terlalu Banyak Pilihan Justru Membingungkan Read More »

Spotlight Effect: Kenapa Kita Merasa Jadi Pusat Perhatian

(Padahal Nggak Ada yang Peduli) Pernahkah kamu punya teman yang, setiap kali kalian berada di tempat umum, selalu bertanya, “Eh, orang itu ngeliatin kita nggak sih?” atau “Kayaknya kita diperhatiin sama Ibu itu deh”? Padahal saat kamu melihat sekeliling, orang-orang tampak sibuk dengan urusan mereka sendiri dan tidak terlalu memperhatikan kalian. Atau mungkin kamu sendiri

Spotlight Effect: Kenapa Kita Merasa Jadi Pusat Perhatian Read More »

The Happiness Trap: Mengapa Semakin Kita Mengejar, Semakin Kita Kehilangan Kebahagiaan?

Penelitian psikologi terbaru menunjukkan bahwa terlalu menghargai kebahagiaan secara berlebihan justru bisa menjadi bumerang. Dalam sebuah eksperimen, partisipan yang diminta untuk lebih mengutamakan kebahagiaan justru merasa kurang bahagia, bahkan dalam situasi yang seharusnya membuat mereka senang. Ketika mereka menonton film yang memunculkan perasaan positif, mereka malah merasa kecewa karena tidak merasakan kebahagiaan seperti yang mereka

The Happiness Trap: Mengapa Semakin Kita Mengejar, Semakin Kita Kehilangan Kebahagiaan? Read More »

Mental Workload: Mengungkap Beban Tersembunyi di Dunia Kerja

Dinda (bukan nama sebenarnya) adalah seorang pegawai di perusahaan media digital. Hari itu, ia sudah berhasil mencentang semua to-do list nya—jam 9 meeting, jam 11 revisi konten, jam 2 presentasi ide, jam 4 follow-up email. Akan tetapi, tetap saja, ia merasa lelah luar biasa. Bukan karena pekerjaannya yang terlihat, tapi karena semua yang tak tertulis:

Mental Workload: Mengungkap Beban Tersembunyi di Dunia Kerja Read More »

Career Cushioning sebagai Respon terhadap Ketidakamanan Kerja

“Ini saya kerja sambil mencari kerja juga” Pernahkah kamu mendengar ungkapan ini dari seseorang atau justru kamu sendiri yang sedang mengalaminya?  Dunia kerja saat ini tidak lagi sesolid beberapa dekade lalu. Kemajuan teknologi, otomatisasi, perubahan industri, serta dampak pandemi telah menggeser dinamika pekerjaan. Banyak karyawan yang mulai merasa bahwa keamanan kerja bukanlah sesuatu yang bisa

Career Cushioning sebagai Respon terhadap Ketidakamanan Kerja Read More »

Terjebak dalam Dunia Digital: Bahaya Kelelahan Digital dan Cara Mengatasinya

Penelitian mengungkapkan, 1 dari 3 pekerja mengalami kelelahan digital saat bekerja.  “Kok Bisa?” Tren Work From Home, Work From Cafe, Work From Anywhere sudah mulai mendominasi sebagian besar sistem kerja akhir – akhir ini. Tren ini dimulai sejak pandemi yang seluruh kegiatan dilakukan secara daring seperti zoom meeting, google meet, dan online meeting lainnya. Kita

Terjebak dalam Dunia Digital: Bahaya Kelelahan Digital dan Cara Mengatasinya Read More »

Kenapa Doyan Banget sama yang Manis-manis? Yuk Kepoin Sugar Craving dari Kacamata Psikologi!

“Tiba-tiba tengah malam pengen banget makan manis” “Pas energi abis, ditambah lagi panas cuacanya kayaknya minum yang manis cocok banget nih!” Siapa sih disini orang yang nggak suka konsumsi makanan dan minuman manis? Bahkan sampai rasanya kalau belum konsumsi sesuatu yang manis hari ini. Kayaknya hampir semua dari kita pernah yang namanya merasakan sugar craving.

Kenapa Doyan Banget sama yang Manis-manis? Yuk Kepoin Sugar Craving dari Kacamata Psikologi! Read More »

A Private Life is a Happy Life, is That True?

Di era digital seperti sekarang, ruang privat merupakan salah satu konsep yang mendasari kesejahteraan individu. Penggunaan internet, media sosial, dan gawai yang semakin masif membuat batasan antara ranah publik dan privat semakin kabur.  Dulu punya private life, area dimana kehidupan kita nggak disorot publik, kita bisa bebas berekspresi tanpa takut ada yang menghakimi, sekarang itu

A Private Life is a Happy Life, is That True? Read More »

Screentime 7,5 Jam/Hari Jadi Penyebab Gen Z Takut Interview?

Bukan rahasia lagi bahwa Gen Z merupakan kelompok demografi yang unik. Mereka memiliki masalah dengan beberapa keterampilan verbal dan nonverbal yang seringkali dianggap remeh oleh generasi lain. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Georgia Southern University, 9 dari 12 Gen Z mengalami kesulitan untuk berkomunikasi formal dan memiliki gaya komunikasi yang berbeda. Pandemi yang membuat pekerjaan

Screentime 7,5 Jam/Hari Jadi Penyebab Gen Z Takut Interview? Read More »

57% Karyawan Memutuskan Resign karena Tidak Dihargai di Tempat Kerja?

Kita sering membahas seputar alasan karyawan yang meninggalkan perusahaan berkutat pada kompensasi finansial dan prospek jenjang karir. Ternyata ada faktor yang lebih dominan memicu demotivasi sampai keputusan untuk resign, yaitu budaya kerja.  Budaya kerja ini merupakan nilai-nilai, norma, dan praktik yang membentuk lingkungan kerja sehari-hari, memiliki pengaruh psikologis yang mendalam pada kesejahteraan karyawan. Ketika budaya

57% Karyawan Memutuskan Resign karena Tidak Dihargai di Tempat Kerja? Read More »

Scroll to Top