Having a Crush is Weird: Ketika Cinta Bikin Kita Auto Absurd

“Having a crush is weird, masa tiba-tiba aku jadi suka senyum-senyum sendiri?”
“Having a crush is weird, like wdym tiba-tiba jadi suka ngikutin hobi doi?”

Pernahkah kamu mendengar ungkapan tersebut atau yang sejenisnya? Ya, kalimat di atas sempat viral di media sosial beberapa waktu lalu. Tren ini berisi cerita para netizen tentang pengalaman pribadi mereka yang merasa mendadak “berubah” saat jatuh cinta. Nah ternyata, fenomena ini bisa dijelaskan dari sudut pandang psikologi!

Cinta sendiri adalah reaksi kompleks yang melibatkan emosi, pikiran, dan perilaku dalam hubungan, dimana seseorang ingin membentuk ikatan lebih dekat dengan individu lain (Aron & Aron, 1991). Dalam psikologi cinta, menurut Mikulincer dan Shaver (2018), cinta romantis melibatkan tiga sistem perilaku bawaan manusia: attachment (kebutuhan untuk merasa aman dengan orang lain), caregiving (dorongan untuk merawat pasangan), dan sexuality (gairah dan ketertarikan fisik). Ketiga sistem ini berinteraksi sekaligus, membuat perasaan dan perilaku seseorang jadi intens, kompleks, dan kadang terasa absurd. Bahkan The Guardian (2025) pernah mengungkapkan bahwa sekitar 50–60% orang pernah mengalami pengalaman “jatuh cinta yang tidak masuk akal”, seperti memikirkan crush sepanjang waktu, menganggap isyarat yang diberikan sebagai tanda cinta, hingga suasana hati yang ikut naik turun tergantung respons dari pasangan. Dengan begitu, jatuh cinta bukan cuma soal perasaan, tapi juga memengaruhi cara berpikir dan bertindak terhadap orang lain. Itu sebabnya, perilaku kita bisa berubah drastis saat jatuh cinta. Nah, ini beberapa alasannya:

  1. Self-Expansion dan The Inclusion of Others in Self
    Pada dasarnya, setiap individu punya dorongan untuk mengembangkan diri (self-expansion) seperti mengeksplorasi hal baru, meningkatkan kemampuan, dan memperluas perspektif. Salah satu cara alami untuk melakukan ekspansi diri ini adalah melalui hubungan dengan orang lain, termasuk dalam percintaan. Saat menyukai seseorang, kita tidak hanya ingin dekat dengannya, tapi juga berusaha mengadopsi perspektif, nilai, sampai karakteristik orang tersebut. Kita bahkan mengintegrasikan itu ke dalam diri sendiri, seolah-olah orang itu menjadi bagian dari diri kita (The Inclusion of Others in Self). Karena itu, kita bisa saja melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak pernah kita lakukan, seperti mendadak suka hobi doi. Ini terjadi karena secara psikologis, kehilangan orang tersebut terasa seperti kehilangan sebagian dari diri kita sendiri.
  2. Aktivasi Otak dan Peran Neuron serta Neurotransmitter Ketika orang jatuh cinta, terjadi aktivasi bagian di otak yang bertanggung jawab terhadap penghargaan. Aktivasi tersebut sama halnya ketika seseorang menggunakan zat adiktif dan menimbulkan perilaku impulsif sebagai bentuk “euforia” dari cinta yang dirasakannya. Selain itu, aktivitas norepinefrin yang meningkat akan memperkuat perhatian dan memori terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan pasangan, sementara kadar serotonin yang menurun — mirip dengan pola pada gangguan obsesif-kompulsif (OCD) — menyebabkan pikiran tentang pasangan muncul berulang-ulang tanpa kontrol penuh. Akibatnya, seseorang terus-menerus memikirkan pasangannya, merindukannya, membayangkan interaksi dengannya, bahkan saat sedang melakukan aktivitas lain. Pikiran ini bisa muncul tiba-tiba dan sulit untuk diabaikan, sehingga “absurditas” saat jatuh cinta terjadi karena hasil kerja rumit hormon, neurotransmitter, dan aktivitas otak kita yang mempengaruhi perilaku kita. Itulah mengapa ketika jatuh cinta, seseorang jadi lebih sering tersenyum sendiri meskipun tidak ada penyebab langsungnya pada saat itu juga.Di sisi lain perubahan neuropeptida seperti oksitosin dan vasopresin memainkan peran utama dalam memperkuat rasa keterikatan, membuat individu merasa lebih nyaman, aman, dan bahagia hanya ketika berada dekat dengan pasangannya. Mikulincer & Shaver (2018) juga menekankan bahwa aktivasi attachment system ini memperkuat kecenderungan untuk mencari kedekatan emosional sebagai sumber rasa aman. Karena itu, ketidakhadiran pasangan, bahkan sebentar, bisa menimbulkan rasa gelisah, kekosongan, dan kecemasan. Banyaknya ketidakpastian saat jatuh cinta membuat seseorang menjadi lebih emosional, cemas, dan kadang berperilaku “berlebihan” seperti rela berkorban atau menyesuaikan diri secara drastis tanpa disadari. Selain kerja neurotransmitter, ada faktor lain yang memperkuat absurditas ketika jatuh cinta, yaitu persepsi wajah menarik. Saat kamu melihat wajah yang menarik, misalnya senyum gebetan — otakmu langsung mengaktifkan area nucleus accumbens dan medial orbitofrontal cortex, yang memberikan efek euforia dan seolah-olah wajah menarik merupakan “reward alami”. Proses ini terjadi secara instan dan otomatis, membuat kamu merasa “klik” bahkan sebelum sempat mengenal kepribadian orang tersebut. Jadi, rasa absurd yang kamu rasakan sebenarnya adalah refleksi dari sistem biologis alami dalam diri kita.
  3. Fluktuasi Emosi
    Ketika jatuh cinta, individu juga mengalami perubahan emosi yang cukup drastis. Perasaan euforia luar biasa bisa muncul hanya karena perhatian kecil dari pasangan, seperti senyuman atau pesan singkat, sehingga mengaktifkan bagian otak yang berperan dalam sistem penghargaan. Sementara kesalahpahaman kecil atau keterpisahan sejenak bisa memicu kesedihan mendalam, kemarahan, atau kecemasan yang berlebihan—yang mengaktifkan hormon kortisol untuk bekerja. Otak mengkondisikan individu untuk memberikan perhatian ekstra terhadap sinyal-sinyal dari pasangan, sehingga perubahan kecil dalam interaksi terasa sangat besar dan berpengaruh secara emosional, yang pada akhirnya mempengaruhi perilaku individu

Pada dasarnya “keabsurd-an” dalam jatuh cinta merupakan hal wajar dan dapat diketahui penyebabnya. Jatuh cinta sendiri juga merupakan reaksi yang hadir secara tiba-tiba, menggebu-gebu, dan di luar kendali invidu. Itu sebabnya beberapa individu cenderung bersikap tidak biasa ketika jatuh cinta, meskipun ia tidak berniat melakukannya.

Meskipun “absurditas” tersebut merupakan hal yang wajar, namun jika sudah mengganggu aktivitas sehari-hari sebaiknya dikonsultasikan saja dengan profesional. Salah satunya bisa dilakukan di Welas Asih Consulting. For more info kamu bisa hubungi Minsih melalui nomor berikut ini https://wa.me/6281229195390 ya.
Kalau crush kamu hobi menambah pengetahuan, kamu ga boleh ketinggalan. Nah, lewat klik https://welasasihconsulting.id/, pengetahuanmu bisa setara dengan crush-mu.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top