Probably Needed a Hug: Memahami Kondisi Emosional Melalui Tren TikTok

Konten probably need a hug yang muncul di beranda Tiktok seringkali terasa relate dengan kita. Beberapa kalimat yang dibuat oleh creator seakan-akan menggambarkan kondisi yang sedang dialami oleh hampir semua orang. Seperti contohnya yaitu seperti yang diatas, aku butuh pelukan, akan tetapi aku lebih memilih untuk melakukan kegiatan lain (bekerja, tidur, berolahraga). Ini merupakan bentuk perwujudan dari adanya kesedihan yang dirasakan, ketika kita tidak dapat mencapai apa yang kita inginkan, maka cara yang kami pilih adalah dengan melakukan kegiatan yang membuat kita melupakan keinginan tersebut. Pada akhirnya, mereka memilih untuk mengalihkan kesedihannya dengan menyibukkan diri. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh American Psychology Association pada tahun 2023, tercatat sebanyak 46% gen z mengalami stres tingkat tinggi. 

Manusia pada dasarnya memiliki kebutuhan akan cinta dan kasih sayang, entah dari keluarga, teman, maupun orang yang dicintainya. Salah satu bentuk kasih sayang tersebut adalah dengan memberikan pelukan. Menurut penelitian, pelukan dapat membantu seseorang keluar dari stres, depresi, anxiety, dan kesepian. Hal ini bisa terjadi karena horman oksitosin dilepaskan oleh otak setiap kali kita mendapatkan pelukan, oksitosin membantu seseorang keluar dari rasa kesedihan, hormon ini bisa disebut sebagai “hormon cinta”.

Susan Albers, PsyD, psikolog Cleveland Clinic bahkan menjelaskan bahwa dengan pelukan, hormon kortisol didalam tubuh akan menurun, hormon ini adalah kebalikan dari oksitosin dimana hormon ini merupakan hormon stres yang dipompa keseluruh tubuh ketika kita merasa kelelahan dan sedih. Berpelukan dapat meningkatkan dopamin dan serotonin dalam tubuh, hormon yang membuat kita merasa senang. Pelukan telah terbukti dapat menciptakan diri yang sehat karena dapat meningkatkan rasa percaya diri. 

Namun, apakah tren ini termasuk ke dalam bentuk coping mechanism yang dilakukan oleh para gen z? Coping mechanism atau mekanisme penanganan, merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi ketika kita dihadapkan pada sebuah stressor, penanganan apa yang kita pilih untuk menangani stressor tersebut. Coping mechanism dibagi menjadi empat kategori utama, yaitu penanganan yang berfokus pada masalah, penanganan yang berfokus pada emosi, penanganan yang berfokus pada makna, dan juga penanganan sosial.

Bentuk coping yang pertama, kita berusaha untuk menangani masalah yang menyebabkan dirinya mengalami stres, bisa dengan melakukan penanganan aktif. Lalu bentuk coping yang kedua, bertujuan untuk mengurangi emosi negatif yang terkait dengan masalah, bisa dalam bentuk penerimaan. Bentuk coping yang ketiga, untuk memperoleh dan mengelola makna atas sebuah situasi kita akan menggunakan kemampuan kognitif. Lalu bentuk yang terakhir yaitu dengan mencari dukungan dimana kita bisa mengurangi stres yang dirasakan dengan mencari dukungan emosional dari lingkungan sekitar. Cara yang dilakukan oleh gen z dalam konten Probably Needed a Hug bisa dikategorikan ke dalam bentuk coping mechanism yang keempat, dimana kita berusaha untuk mencari dukungan dari orang lain ketika sedang mengalami kesedihan, gen z berharap dengan memposting konten tersebut orang-orang akan berkomentar positif untuk membuatnya bahagia lagi. 

Ternyata permasalahan gen Z rumit juga ya, untuk mengutarakan perasaannya saja rasanya ragu-ragu. Kalau kalian penasaran dengan topik psikologis lainnya, langsung saja cek website kami di https://welasasihconsulting.id/. Kalau kalian bingung ingin bercerita pada siapa, Welas Asih Consulting bisa menjadi salah satu alternatif bagi kamu yang ingin berkonsultasi loh, for more info kamu bisa hubungi Minsih  melalui nomor berikut ini https://wa.me/6281229195390 ya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top