
Ketakutan, kecemasan, kesakitan, sudah banyak dirasakan oleh anak-anak yang tinggal di Gaza. Pertempuran, tembakan, dan suara bom yang selalu mereka dengar setiap harinya bagaikan suara ayam berkokok yang membangunkan mereka di pagi hari. Ibu kehilangan anak, kakak kehilangan adik, suami kehilangan istri, selalu terjadi setiap harinya di Gaza. Sudah terlalu banyak duka yang mereka rasakan akibat dari adanya serangan Israel. Di salah satu berita disebutkan bahwa ada seorang ibu yang dengan berat hati meninggalkan bayi nya di rumah sakit, ia meninggalkan bayi tersebut karena sudah tidak bisa diselamatkan.
Sepanjang hari si ibu selalu merenung dan menangis membayangkan apa yang telah terjadi di hidupnya. Ia merasakan trauma dan kesedihan yang mendalam akibat dari adanya pertempuran ini. Warga gaza harus menghadapi kematian dari orang-orang terdekat yang mereka sayangi, mereka sendiri mengalami kecacatan dan terluka akibat terkena bom Israel. Saking banyaknya korban yang mengalami trauma, praktisi kesehatan mental yang ada di Gaza sampai kewalahan dan mengalami keterbatasan dalam memberikan bantuan kepada mereka.
Anak-anak akan mengalami dampak jangka panjang pada kesehatan psikologis mereka. Terlalu sering menyaksikan keluarganya terbunuh di depan matanya, terlalu banyak mendengar suara ledakan yang keras, akan menghancurkan mental mereka secara perlahan. Mereka merasa tidak punya harapan, sulit tidur dengan tenang, tidak bisa makan, dan memiliki pikiran yang negatif tentang masa depannya. Ketika mendengar suara keras, korban-korban di Gaza akan langsung gemetar, pusing, dan jantung berdetak sangat cepat. Respon ini merupakan bentuk dari adanya post traumatic stress disorder.
Penelitian yang dilakukan pada tahun 2020 ditemukan hasil bahwa sebanyak 53,5% anak-anak di Gaza mengalami PTSD dan hampir 90% mengalami trauma pribadi. Penelitian menunjukkan, terlalu sering menyaksikan perang dan konflik akan memberikan dampak kesehatan mental pada orang dewasa dan anak-anak, terutama terkait dengan gangguan internalisasi seperti PTSD, kecemasan, dan depresi.
Psychological First Aid (PFA) merupakan salah satu respon dan bentuk dukungan yang diberikan kepada sesama manusia yang sedang menderita dan membutuhkan bantuan dari orang lain. Pertolongan pertama psikologi sangat dibutuhkan terutama di daerah-daerah yang sedang atau telah terjadi bencana, para korban pasti membutuhkan dukungan sosial dari orang lain, membantu kebutuhan mendasar dari orang yang sedang terkena musibah. Tujuan dari adanya PFA adalah untuk membantu korban agar lebih tenang, aman, memberikan harapan pada korban-korban bencana, serta meningkatkan kembali rasa percaya diri yang mungkin saja sempat hilang akibat dari adanya bencana.
Kita sebagai manusia sosial tentu harus saling menolong apabila saudara kita mengalami kesulitan dan kesedihan, banyak cara yang bisa dilakukan seperti melakukan sesi curhat, teknik relaksasi, atau bisa juga melakukan hal-hal yang menyenangkan seperti menggambar untuk mendistraksi pikiran dari hal-hal buruk yang sempat terjadi. PFA membantu korban merasa lebih aman dan membantu mengurangi tekanan-tekanan dengan menerima dukungan sosial dari yang membantu.
Trauma dan luka batin yang dirasakan oleh korban Jalur Gaza akan terus mereka kenang sepanjang hidupnya. Dengan memahami dan menerapkan Psychological First Aid, kita tidak hanya menyelamatkan fisik mereka, tetapi juga menghidupkan kembali raga dan mental mereka yang sempat mati akibat adanya peperangan. Gaza butuh empati, perhatian, dan kepedulian dunia.
Peperangan yang terjadi di Jalur Gaza tentu memberikan dampak pada kondisi psikologis korban, dengan adanya artikel ini semoga kita semua dapat membantu mereka meskipun dengan langkah yang paling kecil. Jika kalian merasa tertarik dengan isu-isu psikologis, kalian bisa klik link berikut untuk membaca fenomena lain yang sedang tren https://welasasihconsulting.id/. Welas Asih Consulting juga bisa menyediakan layanan lain yang tentunya akan ditangani oleh psikolog profesional yang telah bersertifikasi, untuk info lebih lanjut kamu bisa hubungi Minsih melalui nomor berikut ini https://wa.me/6281229195390 ya.