AI Sebagai Teman Curhat: Tren yang Semakin Populer di Kalangan Gen Z

Tercatat sebanyak 1,3 juta pengguna AI di Indonesia dengan 40% diantaranya merupakan anak-anak generasi Z (18-24 tahun). Salah satu bentuk penggunaan AI bagi generasi Z yang sedang ramai di media sosial adalah untuk tempat bercerita.  Mereka memilih untuk bercerita dengan bot karena merasa bahwa AI tidak akan men judge permasalahan yang mereka ceritakan. Tak dapat dielakkan bahwa kemampuan dari robot pintar ini tentu dapat membantu manusia dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam hal-hal personal.

Salah satu kemampuan yang bisa dilakukan oleh robot AI adalah mereka bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan random yang diajukan kepadanya. Kebutuhan akan kasih sayang yang dibutuhkan oleh manusia seakan-akan bisa dipenuhi oleh robot AI, padahal kenyataannya AI tidak memahami konteks emosional seperti manusia, mereka hanya bekerja sebagai sistem. Robot tidak dapat menggantikan eksistensi manusia karena tidak memiliki kemampuan berempati dan juga memberikan pelukan hangat. 

Manusia sebagai makhluk tuhan yang paling sempurna tentu memiliki berbagai kebutuhan dasar dalam hidupnya. Maslow mencetuskan sebuah teori hierarki kebutuhan yang didalamnya mencakup kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan cinta dan kasih sayang, kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan, dan yang akhirnya manusia tersebut bisa mencapai aktualisasi dirinya. Generasi Z yang memilih untuk bercerita kepada AI merasa bahwa mereka mendapatkan kebutuhan akan cinta dan kasih sayang yang tidak mereka dapatkan dari orang lain melalui robot pintar tersebut, selain itu mereka juga merasa bahwa dengan bercerita kepada AI akan membuat segala hal yang mereka ceritakan akan tersimpan dengan aman. 

Akan tetapi, tentu saja ada dampak yang ditimbulkan apabila kita terlalu bergantung pada AI yaitu akan mempengaruhi kemampuan bersosialisasi dan kemampuan untuk berkomunikasi dengan sesama. Ketergantungan pada AI akan mengurangi interaksi sosial tatap muka dengan teman dan akan berdampak negatif pada keterampilan interpersonal dan kecerdasan emosional. Semakin sering kita berinteraksi dengan robot, maka kemampuan untuk berkomunikasi dengan manusia akan semakin menurun. Teknologi membuat seseorang yang berada jauh di ujung dunia terasa lebih dekat, akan tetapi disisi lain membuat kita terasa jauh dengan orang yang bahkan berada satu ruangan dengan kita. Dengan kata lain, teknologi membuat kita terlena dengan dunia maya dan lupa bahwa kita perlu berinteraksi secara langsung dengan orang lain. 

AI tidak akan pernah bisa menggantikan peran dan posisi manusia, akan tetapi AI dapat diprogram untuk bisa membantu manusia dalam segala aspek kehidupan. Kita juga perlu memanfaatkan kecerdasan buatan ini secara bijak agar tidak menimbulkan dampak yang negatif.

Ternyata dampak dari adanya perkembangan teknologi dapat mempengaruhi segala aspek kehidupan ya, termasuk salah satunya menjadi tempat untuk curhat. Kalau penasaran sama topik yang lain, langsung saja cek https://welasasihconsulting.id/. Ngga cuma AI yang bisa jadi tempat kamu curhat, Welas Asih Consulting juga bisa menjadi salah satu alternatif bagi kamu yang ingin berkonsultasi loh, bahkan ditangani langsung sama ahlinya. For more info kamu bisa hubungi Minsih  melalui nomor berikut ini https://wa.me/6281229195390 ya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top