
Dulu, orang menganggap bahwa bekerja keras adalah satu-satunya cara untuk kita mencapai kesuksesan. Adanya rasa takut akan tertinggal dari teman-temannya, perasaan tidak puas, dan takut tidak sukses di masa depan. Saat ini, generasi z telah sadar bahwa hidup dengan menerapkan hustle culture akan membuat kita menjadi tidak menghargai dan menikmati hidup, kita akan lebih mudah merasakan burnout dan jenuh dengan kehidupan yang kita jalani.
Kesehatan mental juga akan lebih mudah terganggu apabila terlalu sering melakukan segala hal dengan terburu-buru, kita perlu meluangkan sedikit waktu untuk beristirahat agar bisa kembali bekerja dengan efektif. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh konsultan riset di Censuswide pada tahun 2025, menunjukkan bahwa generasi muda dengan rentang usia 18-24 tahun mengalami burnout dengan angka persentase sebesar 81%. Beberapa alasan diantaranya adalah karena overtime ketika bekerja, beberapa diantaranya juga menyebutkan karena terlalu banyak bekerja akibat kurangnya sumber daya manusia di perusahaan.
Generasi Z menerapkan sebuah gaya hidup baru untuk mengurangi tingkat stres akibat dari adanya tuntutan sosial, istilah dari gaya hidup tersebut yaitu slow living. Slow living adalah sebuah alternatif untuk menghilangkan gaya hidup terburu-buru yang telah ada sejak dulu. Gaya hidup ini memiliki keunikan dan nilai positif yang jarang dibahas (Cohen, 2024). Taylor (2024) menjelaskan, melalui penerapan slow living dan mindfulness akan membuat kita lebih menghargai waktu, semakin banyak pengalaman yang kita miliki, semakin kita sadar bahwa hidup itu unik dan penuh dengan hal-hal yang baru. Dengan menerapkan gaya hidup slow living, akan menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan positif, meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan mental karena meminimalisir terjadinya burnout.
Cara yang biasa dilakukan oleh generasi z untuk mengurangi tingkat stres akibat tekanan sosial adalah dengan melakukan self-care; beristirahat dengan cukup untuk mengoptimalkan kerja otak, berkumpul dengan orang-orang yang kita sayangi untuk meningkatkan mood, membaca buku, mulai merencanakan finansial, terapi, dan juga memperhatikan kesehatan mental diri sendiri. Penerapan slow living berguna untuk meningkatkan kepercayaan diri dan melindungi kesehatan mental dan fisik dengan tidak memaksakan ekspektasi yang tinggi pada diri sendiri. Prinsip dari penerapan gaya hidup slow living adalah bukan seberapa cepat dan seberapa keras kita melangkah, tetapi seberapa besar kita menghayati setiap perjalanan.
Pasti cape ya harus ngerjar-ngejar dunia terus, makanya generasi z sekarang lebih pilih untuk nerapin slow living. Nah, kalau kalian masih ingin baca-baca topik lain yang lagi tren, langsung saja cek website kami di https://welasasihconsulting.id/. Welas Asih Consulting juga bisa jadi pilihan kalau kamu bingung mau mendiskusikan isi pikiranmu dengan siapa, tenang saja semua rahasia kamu akan terjaga. For more info kamu bisa hubungi Minsih melalui nomor berikut ini https://wa.me/6281229195390 ya.