Mental Workload: Mengungkap Beban Tersembunyi di Dunia Kerja

Dinda (bukan nama sebenarnya) adalah seorang pegawai di perusahaan media digital. Hari itu, ia sudah berhasil mencentang semua to-do list nya—jam 9 meeting, jam 11 revisi konten, jam 2 presentasi ide, jam 4 follow-up email. Akan tetapi, tetap saja, ia merasa lelah luar biasa. Bukan karena pekerjaannya yang terlihat, tapi karena semua yang tak tertulis: menahan emosi saat dimarahi atasan, memikirkan revisi yang mungkin diminta klien besok, khawatir dianggap menyebalkan karena pesan belum dibalas. Semua itu adalah beban kerja mental—tidak terlihat, tapi terus berjalan di kepala, dan sama melelahkannya

Pernahkah kamu merasakan hal yang seperti Dinda? Jika iya, kamu mungkin mengalami yang disebut dengan mental workload atau beban mental. 

Sebuah survei menemukan sebanyak 6 dari 10 karyawan mengalami peningkatan stres kerja. Stres yang dirasakan adalah kehilangan semangat dan kelelahan dalam kerja. 

Tahukah kamu? Penyebab stres dalam bekerja bukan hanya datang dari beban tugas yang diberikan, tetapi beban mental yang juga datang menyertainya. 

Mental Workload  atau beban kerja mental dipahami sebagai “ukuran dari seberapa besar usaha mental yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas”. Tidak sama dengan beban kerja yang memang datang dari tugas utama kita di sebuah organisasi/perusahaan, beban mental ini tidak bisa dilihat atau diukur. .

Dalam dunia kerja yang semakin kompleks, beban mental sering kali menjadi penyebab utama stres. Ini bukan hanya tentang berapa banyak tugas yang harus diselesaikan, tetapi juga tentang semua hal yang harus kita ingat dan kelola. 

Beban mental yang tinggi dapat mengakibatkan:

  • Kelelahan Emosional : Terus-menerus memikirkan banyak hal dapat membuat kita merasa lelah secara emosional.
  • Penurunan Produktivitas : Ketika pikiran kita terbagi-bagi, fokus kita pun menurun, dan pekerjaan yang seharusnya cepat selesai bisa terhambat.
  • Masalah Kesehatan : Stres yang berkepanjangan dapat berkontribusi pada masalah kesehatan fisik, seperti gangguan tidur dan bahkan masalah jantung.

Salah satu alasan utama mengapa beban mental sering terabaikan adalah karena sifatnya yang tidak terlihat. Banyak orang merasa bahwa jika mereka tidak mengalami kelelahan fisik, maka mereka tidak berhak untuk merasa stres. Padahal, beban mental ini sama pentingnya dan memerlukan perhatian kita.

Berikut beberapa tips untuk mengelola beban mental agar kamu tidak merasa terjebak dalam tumpukan tanggung jawab yang tidak berujung:

  • Membuat Daftar Tugas : Catat semua tanggung jawabmu, baik yang terlihat maupun tidak. Ini akan membantu mengidentifikasi beban mental yang sebenarnya.
  • Komunikasi yang Terbuka : Diskusikan dengan tim tentang beban kerja masing-masing. Mungkin ada tugas yang bisa dibagi atau didelegasikan.
  • Tentukan Batasan : Jangan ragu untuk mengatakan tidak pada tugas yang di luar kapasitasmu. Memprioritaskan kesehatan mental mu adalah hal yang penting.
  • Ciptakan Lingkungan Kerja yang Mendukung : Pastikan tempat kerjamu mendukung kolaborasi dan komunikasi yang baik. Hal ini dapat mengurangi beban mental secara keseluruhan.
  • Gunakan Teknologi : Manfaatkan aplikasi dan alat digital untuk membantu mengatur jadwal dan tugas. Ini dapat mengurangi beban kognitif yang kamu hadapi.

Ingin menjalin kerja sama? hubungi Welas Asih Consulting sekarang!

Kunjungi welasasihconsulting.id atau hubungi 0812-2919-5390.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top