Makin Dewasa Makin Terbiasa Menghadapi Kehilangan? Ini Cara Bertumbuh Pasca Kehilangan!

Semakin bertambahnya usia, di antara kita pasti sering mendengar nasihat “Semakin kamu dewasa semakin terbiasa dengan kehilangan”. Kalimat ini cukup menyiratkan bahwa kedewasaan membuat kita kebal dengan rasa sakit, terutama duka. Tapi, bener nggak sih dewasa membuat kita mati rasa dengan perpisahan, kematian, atau kegagalan? Secara psikologi memahami proses duka ternyata lebih mendalam daripada hanya “terbiasa”. Yuk kita menelaah kembali makna kedewasaan emosional ketika melalui proses kehilangan!

Kehilangan Nggak Hanya tentang Kematian

Pada saat kita berbicara tentang kehilangan, pikiran kita sering tertuju langsung pada kematian orang terdekat. Padahal, lingkup kehilangan jauh lebih luas dari itu. Kehilangan juga bisa dalam bentuk putusnya hubungan pertemanan, retaknya hubungan asmara, tiba-tiba kena layoff dari pekerjaan yang sedang kita jalani dan impikan sedari lama, kegagalan dalam merintis bisnis, harus pindah dari rumah, bahkan kehilangan diri setelah pensiun.

Setiap kehilangan yang kita alami sekecil apapun itu memicu proses duka yang valid dan unik. Jadi, makin dewasa frekuensi kehilangan akan terus bertambah. Kita nggak hanya kehilangan kakek/nenek atau orang tua lagi, tapi juga bisa kehilangan pasangan, anak, atau teman sebaya yang tidak kita kira sebelumnya. 

Proses Duka Setiap Orang Berbeda

Banyak penelitian sebelumnya yang menyampaikan gagasan bahwa berduka merupakan proses yang linier. Hal ini berlawanan dengan pendapat George Bonanno, Columbia University menyampaikan bahwa proses setiap orang melalui dan memproses dukanya itu tidak selalu sama. Dalam penelitiannya, beberapa orang yang mengalami duka mengalami depresi kronis, tapi banyak juga diantara mereka yang justru menunjukkan pola resiliensi setelah melalui kehilangan dalam hidupnya.

Observasi yang dilakukan mengamati seseorang setelah kematian orang terdekatnya terdapat 50-60 % menunjukkan pola resiliensi. Jadi, mereka mampu melewati duka dengan mempertahankan kondisi kesehatan mental yang masih sehat.  Sedangkan, seseorang yang mengalami prolonged grief disorder sekitar 7-10% dari populasi umum yang berduka. Hal ini menunjukkan bahwa kedewasaan tak membuat kita bisa kebal atau mati rasa dengan duka.

Kedewasaan membantu kita agar lebih resilien, bisa bangkit dan beradaptasi setelah melalui momen yang traumatis kehilangan orang yang kita sayangi. Resilien bukan berarti membuat kita tidak merasakan sakit, melainkan kemampuan untuk merasakan sakit tanpa membiarkan rasa sakit tersebut mengendalikan hidup kita sepenuhnya. Kita mungkin semakin terbiasa dengan adanya kehilangan dan kita bisa belajar mengelola & mengintegrasikan rasa sakit tersebut ke dalam hidup yang kita jalani.

Belajar dan Bertumbuh dari Kehilangan

Setiap kehilangan yang kita lalui merupakan sebuah pelajaran yang mengajarkan kita untuk terus berproses. Nah, gimana sih cara untuk bertumbuh pasca melalui kehilangan, yuk kita pahami bersama!

  • Validasi Emosi, kita bisa mengizinkan dan lebih jujur dengan diri kita untuk merasakan apa yang sebenarnya sedang kita rasakan. Mau nangis, marah, atau merasa kosong/hampa merupakan hal yang normal sekali untuk kita rasakan.
  • Mencari Bantuan Profesional, apabila duka rasanya semakin berat dan mulai  mengganggu aktivitas keseharian kita selama berbulan-bulan. Nah, jangan ragu dan tunda lagi untuk mencari bantuan ke Psikolog. Hal yang perlu kamu ingat bahwa mencari bantuan bukan berarti kamu lemah, justru tanda kamu kuat dan mau bertumbuh pasca kehilangan.
  • Menjaga Hubungan dengan Diri Sendiri, lakukan hal yang membuat kita nyaman dan bahagia. Jalani rutinitas seperti biasa, tidur berkualitas dengan durasi yang cukup, dan konsumsi makanan sehat. Merawat diri kita menjadi bagian penting melalui proses pemulihan pasca kehilangan.

Menghadapi kehilangan merupakan bagian yang tak terhindarkan dari kehidupan kita sebagai manusia. Kedewasaan tak membuat kita tidak bisa merasakan sakit. Melalui banyaknya momen kehilangan yang kita hadapi kita bisa belajar bagaimana caranya melalui proses duka dengan sehat, adaptif, bahkan menemukan makna baru di tengah luka dengan konseling bersama Psikolog Welas Asih Consulting. Belajar dan bertumbuh dari kehilangan dengan daftarkan diri kamu melalui https://wa.me/6281229195390. Untuk info lainnya juga bisa kamu dapatkan melalui website kami di https://welasasihconsulting.id.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top