
“Dia selalu muncul saat aku mulai move on. Namun, saat aku mulai percaya, dia hilang lagi.” Pernah mengalami hal ini? Kamu mungkin sedang jadi korban breadcrumbing, yaitu salah satu bentuk dinamika hubungan yang manis di awal, tetapi membuat hati lelah di akhir.
Breadcrumbing diambil dari kisah dongeng Hansel and Gretel, di mana tokohnya meninggalkan remah-remah roti sebagai penunjuk jalan. Istilah breadcrumbing digunakan untuk menggambarkan perilaku memberi “remah-remah perhatian” dalam komunikasi, tetapi tidak pernah benar-benar berkomitmen pada suatu hubungan. Seseorang yang melakukan breadcrumbing akan memberi sedikit demi sedikit perhatian, seperti membalas chat sesekali, menyukai Instagram story, mengirim meme lucu di tengah malam, tetapi tidak pernah benar-benar hadir. Tujuannya? Bukan karena mereka benar-benar menyukai kita, tetapi agar mereka merasa diinginkan.
Breadcrumbing adalah pola perilaku yang saling berhubungan dan terjadi secara bertahap. Diawali dengan sikap yang membuat pasangan merasa hubungan ini berarti dan akan berkembang, padahal sebenarnya tidak terdapat komitmen yang jelas. Seringkali, seseorang yang melakukan breadcrumbing memberikan sinyal yang tidak konsisten dan menghindari kedekatan emosional atau tanggung jawab atas tindakan mereka. Pada akhirnya, mereka menghindari segala hal yang berhubungan dengan komitmen atau perkembangan hubungan. Hal ini dapat menimbulkan gangguan emosional yang bersifat sementara, tetapi cukup intens pada pihak pasangan, serta dapat dianggap sebagai bentuk manipulasi dan kekerasan emosional yang terselubung.
Secara psikologis, breadcrumbing mirip seperti pola hadiah yang muncul di waktu yang tidak tentu. Dalam teori perilaku, ini disebut variable ratio reinforcement. Artinya, ketika perhatian diberikan secara acak (kadang sangat manis, kadang menghilang begitu saja), otak kita justru menjadi makin penasaran dan terus berharap. Dikarenakan kita tidak tahu kapan perhatian itu akan datang lagi, sulit untuk melepaskan diri. Hal ini seperti bermain judi: meskipun sering kalah, kita tetap bertahan karena sesekali merasa “menang”. Itulah mengapa breadcrumbing terasa membingungkan dan dapat membuat seseorang terjebak secara emosional.
Pelaku breadcrumbing seringkali memiliki gaya keterikatan avoidant atau menghindar. Gaya keterikatan ini cenderung menciptakan jarak dalam hubungan karena mereka merasa tidak nyaman dengan kedekatan emosional, menekan perasaan saat berinteraksi sosial, dan lebih mengandalkan diri sendiri. Dalam konteks ini, breadcrumbing bisa menjadi strategi perilaku yang digunakan untuk menjaga jarak emosional dan sosial, sekaligus menghindari stres atau ketidaknyamanan yang muncul saat terlalu dekat dengan orang lain.
Hasil dari sebuah penelitian menunjukkan bahwa dari 626 partisipan, 35,6% di antaranya pernah menjadi korban breadcrumbing, sedangkan 36,7% di antaranya pernah melakukan breadcrumbing. Mengalami breadcrumbing secara signifikan meningkatkan kemungkinan seseorang merasa kurang puas dengan hidupnya, serta mengalami lebih banyak perasaan kesepian dan tidak berdaya. Jika kita mulai merasa digantung dengan perhatian yang datang sesekali dan tidak konsisten, mungkin saatnya untuk lebih jujur dengan diri sendiri. Jangan abaikan perasaan itu karena perasaan kita sepenuhnya valid. Seseorang yang benar-benar peduli akan menunjukkan konsistensi, bukan janji kosong yang tidak pernah ditepati.
Penting untuk diingat bahwa kita berhak menetapkan batas dalam hubungan. Hubungan yang sehat memerlukan kejelasan, bukan teka-teki. Jika seseorang tidak bisa hadir sepenuhnya, kita tidak perlu takut untuk menjaga jarak atau bahkan melangkah pergi. Jangan terus berharap pada seseorang yang hanya muncul saat mereka butuh validasi karena kita bukan opsi, kita layak menjadi prioritas.
Jika kamu tertarik mempelajari lebih lanjut tentang dinamika hubungan seperti breadcrumbing dan cara menanganinya, kamu bisa mengunjungi website Welas Asih Consulting di https://welasasihconsulting.id/. Welas Asih Consulting menyediakan layanan konsultasi yang bisa membantumu memahami dan mengatasi permasalahan dalam hubungan. Untuk informasi lebih detail atau membuat janji konsultasi, kamu bisa menghubungi Minsih langsung melalui nomor berikut ya https://wa.me/6281229195390.