
Di era modern ini, tuntutan yang dihadapi para pekerja semakin berat. Ketidaksesuaian antara upah dan beban kerja, tekanan produktivitas tinggi, rendahnya penghargaan, hingga ketidakpastian ekonomi global, berisiko menimbulkan distress psikologis dalam diri karyawan. Ketika kondisi ini dibiarkan, karyawan berisiko mengalami penurunan motivasi, kesejahteraan mental, hingga produktivitas. Di tengah semua tekanan tersebut, satu kemampuan psikologis terbukti menjadi game-changer, yaitu self-compassion.
Self-Compassion sendiri merupakan suatu sikap yang ditandai dengan berbuat baik dan memberikan perhatian pada diri sendiri, terutama saat mengalami masa-masa sulit. Self-Compassion terdiri dari tiga elemen yaitu Self-kindness (berbuat baik pada diri sendiri), common humanity (kesadaran bahwa masa-masa sulit merupakan bagian dari perjalanan kehidupan), dan mindfulness (menghadirkan penuh kesadaran akan situasi yang terjadi saat ini). Self-Compassion berbeda dengan self-pitty, karena fokusnya adalah membangun kekuatan internal untuk menjadi pendukung terbaik bagi diri, bukan terjebak dalam rasa kasihan yang melemahkan.
Beban dan tekanan kerja yang tinggi menuntut adanya kemampuan self-compassion agar karyawan mampu bertahan dan berkembang. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa self-compassion memiliki dampak besar terhadap kesejahteraan karyawan. Sebuah studi terhadap 799 perawat di Selandia Baru mengungkapkan bahwa tingkat self-compassion yang lebih tinggi membantu perawat tetap mampu menunjukkan kepedulian kepada pasien, meskipun mereka sendiri tengah mengalami burnout. Ini membuktikan bahwa self-compassion tidak hanya bermanfaat bagi kondisi psikologis individu, tetapi juga meningkatkan kualitas kerja secara nyata. Di sisi lain, tinjauan sistematis terhadap sepuluh studi intervensi menemukan bahwa pelatihan self-compassion mampu secara signifikan menurunkan stres, meningkatkan resiliensi, memperbaiki kepuasan kerja, dan menstabilkan kesejahteraan emosional. Penelitian ini mempertegas bahwa self-compassion berdampak langsung pada kehidupan kerja sehari-hari, membantu individu menghadapi kegagalan, kritik, dan tekanan sosial dengan lebih sehat, tanpa jatuh ke dalam keputusasaan (Kotera & Van Gordon, 2021)
Melihat berbagai manfaat yang dihasilkan oleh self-compassion, sudah saatnya organisasi memandang pengembangan kemampuan ini sebagai bagian integral dari strategi kesejahteraan karyawan. Organisasi dapat mengambil langkah konkret dengan mengadakan pelatihan atau program pengembangan diri berbasis self-compassion. Dengan menumbuhkan self-compassion di antara karyawan, organisasi membekali individu untuk menghadapi dunia kerja yang tidak pernah lepas dari tantangan, sekaligus menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat, produktif, dan berkelanjutan.
Ingin menjalin kerja sama? hubungi Welas Asih Consulting sekarang!
Kunjungi welasasihconsulting.id atau hubungi 0812-2919-5390.