Burnout Syndrome merupakan hal yang mungkin sering kamu alami akhir-akhir ini. Kerjaan yang menumpuk, workload yang melebihi batas kemampuan atau mungkin lingkungan kerja yang kurang mendukung. Nah, bagi kamu yang merasa relate wajib menyimak informasi burnout ini hingga akhir ya.
Burnout Mencapai Rekor Tertinggi
Dalam sebuah studi yang dilansir dari McKinsey, saat ini fenomena burnout mencapai rekor yang paling tinggi. Dengan begitu bisa kita ketahui bersama bahwa burnout mengalami peningkatan. Maka dari itu, harus meningkatkan juga kesadaran akan pentingnya kesehatan mental terutama dalam lingkungan kerja agar burnout bisa menurun dari waktu ke waktu.
Mengenal Definisi Burnout
The McKinsey Podcast pernah membahas mengenai burnout yang sering dialami oleh karyawan saat ini. Nah, sebenarnya Burnout Syndrome menurut WHO memiliki definisi yaitu kelelahan di tempat kerja yang ditimbulkan karena ketidakseimbangan antara beban kerja dan kemampuannya. Selanjutnya burnout ini sering dihubungkan dengan depresi dan anxiety.
Ciri-ciri Burnout
Fenomena burnout sendiri mengalami beberapa ciri-ciri yang wajib kamu ketahui. Pertama, individu mengalami kelelahan yang cenderung ekstrim. Kedua, individu dengan burnout akan susah untuk bisa berkonsentrasi secara penuh. Ketiga, individu tersebut juga mengalami kesulitan untuk mengelola proses kognitif dan emosional yang ada di dalam dirinya.
Pada saat sebelum datang pandemi covid semua orang berbicara tentang kesibukan yang dijalaninya. Kemudian ketika pandemi covid datang orang lebih memiliki banyak waktu luang. Dengan begitu banyak orang yang sekarang menjadi lebih concern terhadap isu kesehatan mental.
McKinsey Health Institute menjadikan Burnout Syndrome sebagai sebuah fokus studi. Hasil yang ditemukan pun cukup mencengangkan, salah satunya dengan meningkatkan kesehatan mental akan berpengaruh positif pada kesehatan fisik, sosial dan rohani. Itulah urgensi betapa pentingnya setiap orang sadar dan memperhatikan kesehatan mental sendiri dan orang di sekitarnya.
Fenomena Burnout Mengglobal
Dari studi yang sebelumnya juga menemukan bahwa fenomena burnout saat ini telah mengglobal. Selanjutnya pada saat melakukan survei kepada 15.000 karyawan yang tersebar di 15 negara setiap benua seluruh dunia menemukan bahwa mereka mengalami tingkat kejenuhan yang konsisten. Kemudian ditemukan satu hal perbedaan diantara berbagai negara tersebut adalah budaya kerjanya. Budaya kerja tersebut meliputi pertama tingkat diskriminasi dan stigma di tempat kerja. Kedua, tingkat kenyamanan karyawan untuk berbagi hal tertentu. Ketiga, tingkat dukungan yang diberikan oleh pemberi kerja.
Dari survei tersebut juga terdapat 4 dari 5 Divisi Manajemen Sumber Daya mengatakan bahwa kesehatan mental dan kesejahteraan karyawan sebagai salah satu prioritas utama di perusahaan. Namun, mereka akan dihadapkan dengan sebuah tantangan dimana hampir semua fokusnya penyembuhan Burnout Syndrome daripada mencari akar permasalahan dari burnout itu sendiri. Jika hal tersebut tidak segera diperbaiki maka sama saja akan membuat karyawan mengalami kejenuhan yang terus meningkat.
Kejenuhan yang meningkat ini akan berdampak buruk terutama untuk tingkat produktivitas perusahaan pasti mengalami penurunan. Aktivitas kerja yang seharusnya bisa berjalan efektif dan optimal bisa mengalami kendala yang berarti. Maka dari itu, sebagai pihak pemberi kerja harus bisa mengevaluasi apa penyebab masalah dan segera mencari solusi permasalahan yang tepat untuk burnout ini.
Penutup
Itulah penjelasan lengkap mengenai Burnout Syndrome yang harus diketahui oleh karyawan. Bagi kamu yang masih tertarik dengan info lain bisa cek juga ya di https://welasasihconsulting.id/.
Nah, Welas Asih Consulting selalu tersedia bagi kamu yang mrmbutuhkan konseling dengan tenaga profesional, hubungi https://wa.me/6281229195390 ya.
Sumber Referensi: Brassey Jacqueline. 2022, May 27.Addressing employee burnout: Are you solving the right problem?. McKinsey. https://www.mckinsey.com/mhi/our-insights/addressing-employee-burnout-are-you-solving-the-right-problem