“Di zaman serba modern seperti sekarang membuat individualisme semakin meningkat sehingga beberapa orang enggan membantu sesama yang sedang dalam kesulitan.”

Bystander effect merupakan sebuah fenomena sosial di mana semakin banyak orang yang ada di tempat umum (public space), maka memunculkan keengganan untuk membantu orang lain yang sedang berada dalam kesulitan. Orang tersebut menjadi lebih apatis dan mengamati saja, mereka berpikir kalau ada orang lain yang bisa membantu. Padahal biasanya apabila ada kondisi darurat yang terjadi di depan mata kita pasti hati nurani terketuk untuk mengambil tindakan yang membantu orang lain yang sedang kesulitan. Nahh.. apakah kamu ingin mengetahui lebih lanjut tentang fenomena yang satu ini? yuk simak dulu penjelasannya hingga akhir ya.
Apa Itu Fenomena Bystander Effect?
Pada saat suatu situasi darurat terjadi maka orang dengan gangguan ini cenderung menjadi pengamat saja. Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh John Darley menemukan bahwa waktu yang diperlukan seseorang untuk mengambil tindakan atau mencari bantuan sangat variatif tergantung ada berapa banyak orang berada ditempat yang sama. Pada suatu social eksperiment mencoba memakai 3 kondisi, yaitu sendirian di ruangan, bersama 2 orang lain dan bersama 3 orang lain.
Ketika ditempatkan pada suatu ruangan yang tiba-tiba berasap kita bisa melihat bagaimana reaksinya. Pada peserta yang sendirian di ruangan, 75% dari mereka melaporkan asap ke peneliti. Kemudian peserta yang bersama dengan 2 orang lain, 38% dari mereka melaporkan asap. Selanjutnya peserta yang bersama dengan 3 orang lain cenderung mengabaikan karena hanya 10% dari mereka yang melaporkan asap.
Hal serupa juga ditemukan pada studi penelitian dari Latane dan Rodin pada tahun 1969 yang menemukan bahwa 70% orang akan membantu seorang wanita yang kesulitan saat menjadi satu-satunya saksi. Namun, hanya 40% yang menawarkan bantuan saat berada ditempat yang ramai.
Kenapa Fenomena Ini Bisa Terjadi?
Ada dua faktor utama yang menyebabkan munculkan bystander effect. Pertama, kehadiran orang lain membuat rasa tanggung jawab menjadi berkurang untuk menolong. Dikarenakan ada saksi lain maka individu tak merasa ada tekanan untuk mengambil tindakan. Jadi, orang lebih cenderung berpikir kalau ada orang lain yang bisa bantu, kenapa aku harus repot-repot membantu.
Faktor yang kedua, kebutuhan untuk bertindak dengan cara yang benar dan bisa diterima oleh lingkungan sosial. Pada saat saksi lain gagal melakukan tindakan, maka individu ini sering menganggap hal ini sebagai respons yang tak diperlukan atau cenderung tidak tepat. Jadi, seseorang yang ingin membantu takut melakukan kesalahan dan justru mendapat judging dari masyarakat. Berdasarkan kedua alasan itulah individu lebih suka membantu orang lain kalau kondisinya sepi.
Cara Mencegah Bystander Effect
Beberapa psikolog memberikan saran ketika menghadapi suatu hal yang membutuhkan tindakan, kamu bisa memahami bagaimana efek jika kamu tidak peduli dan segera mengambil tindakan. Tentunya kamu juga mempertimbangkan diri kamu tidak dalam kondisi yang membahayakan. Nah apabila kamu berada dalam posisi orang yang membutuhkan bantuan, maka segera pilih salah satu orang yang berada di kerumunan. Kemudian kamu bisa melakukan kontak mata dan minta bantuan. Maka dari itu, orang tersebut cenderung tak akan menolak dan segera membantu kamu yang sedang kesulitan.
Itulah penjelasan lengkap mengapa muncul fenomena bystander effect yang ada dalam masyarakat modern. Kalau masih ingin tahu info yang lain langsung saja cek https://welasasihconsulting.id/. Nah, Welas Asih Consulting juga bisa menjadi salah satu alternatif bagi kamu yang ingin berkonsultasi loh, for more info kamu bisa hubungi Minsih melalui nomor berikut ini https://wa.me/6281229195390 ya.
Sumber: Cherry, Kendra. 2023, 7 June. How Psychology Explains the Bystander Effect. Verywellmind. https://www.verywellmind.com/the-bystander-effect-2795899.