Psychological Safety atau keamanan secara psikologis di dunia kerja merupakan hal yang sangat penting. Pandemi covid yang melanda beberapa tahun lalu menjadi fokus khusus karena sangat berdampak untuk segala aspek kehidupan, tak terkecuali pekerjaan. Bahkan setelah pandemi covid usai juga memerlukan perhatian khusus dimana harus beradaptasi lagi dengan kebiasaan baru.
Ditemukan 1 dari 3 responden Survey McKinsey menyatakan kembali kerja secara langsung di kantor dapat berdampak pada kesehatan mental karyawan. Bahkan setengah dari mereka belum mengantisipasi bagaimana cara yang tepat untuk mengatasinya. Kemudian data pada survey tersebut juga menyebutkan terdapat 1 dari 10 orang yang memiliki tempat kerja bebas dari stigma.
Bentuk dukungan dari pemimpin pada mental health akan sangat berdampak terutama pada kesejahteraan, kepuasan dan produktivitas perusahaan itu sendiri. Pada saat Work From Home masih gencar menjelang pandemi usai, terdapat 19% karyawan yang menyatakan bahwa kembali beroperasinya kantor bisa berdampak positif untuk kesehatan mental. Namun, 49% dari karyawan justru menyatakan bahwa kembali beroperasinya kantor bisa berdampak negatif untuk kesehatan mentalnya.
Kemudian dengan adanya sistem kerja Work From Home (WFH) bisa membuat para pekerjanya memiliki fleksibilitas yang tinggi. Selain itu, sebagian dari karyawan juga merasa bahwa sistem kerja ini bisa mengurangi tingkat stres dalam dirinya. Namun, satu catatan tambahan jika fleksibilitas waktu ini juga harus di imbangi dengan tambahan waktu istirahat yang cukup bagi mereka.
Kemudian WFH bisa memberi otonomi yang lebih besar terhadap lingkungan kerja, menciptakan peluang untuk menambah pengaturan fisik dan sosial. Nah, hal tersebut bisa meningkatkan kesehatan dan mengurangi faktor yang memperburuk gejala gangguan kesehatan mental. Sebagai pemimpin yang menyadari pentingnya Psychological Safety bagi seluruh karyawannya harus terapkan hal dibawah ini.
- Berkomunikasi Baik dengan Karyawan yang Memiliki Gangguan Kesehatan Mental
Sebagai pemimpin kamu harus bisa menjalin komunikasi yang baik dengan karyawan yang memiliki gangguan kesehatan mental. Dengan kamu bisa melakukan validasi secara langsung bagaimana dampak negatif yang dialami oleh karyawan.
- Menjaga Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Selanjutnya sebagai pemimpin kamu sebaiknya melakukan pengawasan terhadap tingkat kesehatan para karyawan. Jangan sampai karyawan yang ingin mengambil cuti karena ingin melakukan proses penyembuhan kesehatan mental tidak diperbolehkan. Hal itu dilakukan agar Psychological Safety tetap terjaga dan lebih optimal.
- Mendukung Opsi Kerja Jarak Jauh
Berikutnya kamu juga bisa mendukung pelaksanaan kerja secara jarak jauh atau Work From Home (WFH). Hal tersebut akan sangat efektif dan efisien terlebih untuk keperluan mobilitas kerja. Nah, kalau masih belum memungkinkan mungkin kamu bisa mencoba opsi mencampurkan keduanya yaitu WFO dan WFH. Setelah itu, coba lakukan evaluasi sistem kerja mana yang lebih efektif dan mendukung Psychological Safety para karyawan.
4. Membuat Regulasi untuk Mengatasi Stigma dan Diskriminasi
Kemudian kamu bisa membuat peraturan yang berpihak untuk semua pihak dan meminimalisir adanya stigma di lingkungan kerja. Dalam hal ini pemimpin bisa memahami kebutuhan dan turut berkontribusi dalam peningkatan kesehatan mental para karyawannya. Memahami, memprioritaskan dan merencanakan program kesehatan mental bagian penting di perusahaan.
Itulah informasi tentang Psychological Safety, semoga bermanfaat. Bagi kamu yang ingin tahu info lainnya langsung aja cek di website berikut ini https://welasasihconsulting.id/.
Welas Asih Consulting menjadi tempat konsultasi permasalahan kesehatan mental yang memberikan solusi terbaik untukmu, yuk langsung chat https://wa.me/6281229195390 ya.
Coe, Erica. 2021, July 15. Returning to work: Keys to a psychologically safer workplace. McKinsey. https://www.mckinsey.com/industries/healthcare/our-insights/returning-to-work-keys-to-a-psychologically-safer-workplace.