Di era sekarang, istilah job hopping alias pindah-pindah kerja makin familiar di telinga kita, terutama di kalangan milenial dan Gen Z. Dulu, loyalitas pada satu perusahaan dianggap sebagai nilai luhur. Sekarang, pindah kerja dalam beberapa tahun dianggap hal biasa, bahkan kadang dipandang sebagai langkah untuk pengembangan karir. Tapi, kapan sih job hopping itu jadi strategi yang oke, dan kapan justru jadi bumerang buat karir kita? Yuk, kita bahas!
Ada banyak alasan kenapa seseorang melakukan job hopping. Beberapa alasan yang umum di antaranya: mencari gaji yang lebih tinggi, mencari tantangan baru, ingin mengembangkan skill di bidang yang berbeda, mencari lingkungan kerja yang lebih positif, atau sekadar mencari work-life balance yang lebih baik. Bagi milenial dan Gen Z, mencari meaningful work atau pekerjaan yang bermakna juga jadi salah satu pendorong job hopping. Kita ingin pekerjaan yang nggak cuma menghasilkan uang, tapi juga memberikan dampak positif dan selaras dengan nilai-nilai yang kita anut.
Dalam beberapa situasi, job hopping bisa jadi strategi karir yang efektif. Misalnya, jika kamu merasa stuck di posisi yang sama tanpa ada peluang untuk berkembang, pindah kerja bisa jadi solusi untuk mendapatkan pengalaman dan skill baru. Atau, jika kamu ingin berkarir di bidang yang berbeda, job hopping bisa membantumu membangun portofolio dan networking di bidang tersebut. Dengan berpindah-pindah, kamu juga bisa memperluas jaringan profesionalmu dan meningkatkan value dirimu di mata rekruter.
Namun, job hopping juga bisa berdampak negatif jika dilakukan terlalu sering atau tanpa perencanaan yang matang. Jika kamu terlalu sering pindah kerja dalam waktu singkat (misalnya, kurang dari satu tahun), rekruter mungkin akan melihatmu sebagai seseorang yang tidak loyal, tidak stabil, atau sulit beradaptasi. Hal ini justru bisa mempersulitmu mendapatkan pekerjaan yang lebih baik di masa depan. Selain itu, terlalu sering pindah kerja juga bisa membuatmu kehilangan kesempatan untuk membangun expertise di bidang tertentu.Job hopping bukanlah hal yang salah, asalkan dilakukan dengan bijak dan terencana. Pertimbangkan baik-baik tujuan karirmu dan pastikan setiap langkah yang kamu ambil membawa dampak positif bagi perkembanganmu. Ingat, loyalitas bukan hanya tentang bertahan di satu perusahaan selamanya, tapi juga tentang loyalitas pada diri sendiri dan tujuan karirmu.