“Rasanya mau decluttering kok susah banget ya? Masih sayang sama barangnya atau kenangannya?”
Decluttering bisa menjadi salah satu aktivitas seru untuk mengisi weekend kamu, loh. Ada berbagai faktor kognitif yang bisa menghalangi kamu membuang barang yang tak berguna dan membersihkan barang-barang yang sudah tak terpakai lagi di rumah kita. Berikut ini akan dijelaskan cara agar kita tidak menimbun, simak hingga akhir ya.
Menyimpan Item Gratis Ketika Bepergian
Pada suatu penerbangan misalnya, kamu pasti akan diberikan dengan berbagai fasilitas, tak terkecuali makanan atau semacam travel kit. Terkadang kamu sungkan untuk menolak pemberian dan pramugari sudah memberikannya untukmu. Rasanya lebih baik memasukkannya ke dalam tas daripada harus mengembalikannya. Alhasil ketika sampai rumah baru menyadari barang gratis yang dibawa pulang sudah menumpuk.
Ketika mengambil suatu barang yang gratis maka sudah seharusnya menggunakan atau mempertahankannya. Tapi, jika rasanya itu tak terlalu kamu butuhkan, coba mulai sekarang untuk tak terlalu memaksakan diri mengambil suatu barang yang tak berguna untukmu. Jadi, lain kali bisa menolak secara baik-baik agar barangnya tidak menumpuk didalam rumahmu.
Mengoleksi Elektronik yang Sudah Lama Tak Terpakai
Bagi kebanyakan orang, ponsel dan laptop merupakan teman yang tak pernah absen menemani keseharian, bukan? Apabila ponsel dan laptop ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam dirimu, maka bisa dimengerti jika benda satu ini sangat berharga. Nah ketika upgrade dengan menggunakan perangkat yang baru, maka barang berharga tersebut otomatis berubah menjadi sampah yang berdebu.
Alhasil rasanya masih sangat sulit untuk benar-benar decluttering dengan membuangnya. Jika khawatir perangkat sudah mati dan takut kehilangan data informasi penting didalamnya. Maka, kamu harus segera memindahkan data sesegera mungkin, karena jika sudah terlanjur hilang begitu saja akan membuat diri kita menjadi menyesal nantinya.
Menumpuk Hadiah yang Tak Terpakai
Salah satu hal yang paling sulit adalah decluttering dengan membuang hadiah yang mungkin tak kita inginkan. Hal ini karena anggapan bahwa sangat tidak baik dan bisa menyakiti perasaan sang pemberi hadiah tersebut. Namun, kita bisa memberikan hadiah tersebut ke orang yang memang menyukai atau membutuhkan barang tersebut. Jadi, hadiah tak akan terbuang sia-sia.
Mengumpulkan Barang yang Berguna, Tapi Jumlahnya Sudah Terlalu Banyak
Tak jarang kita mengumpulkan barang-barang berguna, namun jumlahnya sudah terlalu banyak. Contohnya, ketika kita mendapat paketan barang, lalu menyimpan kotak dan bahan packing agar suatu saat nanti bisa digunakan kembali. Tapi, belum sempat digunakan kembali kotak packingan barang tersebut ternyata semakin bertambah banyak.
Sebaiknya kita bisa mempertimbangkan apakah barang tersebut menghabiskan ruang penyimpanan, mengganggu unsur estetika atau yang lainnya. Jadi, daripada makin menumpuk sebaiknya lakukan decluttering terhadap kotak bekas paketan tersebut.
Begitulah keempat hal yang sering membuat kita sulit untuk melakukan decluttering yang sebenarnya penting dan berdampak positif untuk mental kita. Kalau masih ingin tahu info yang lain langsung saja cek https://welasasihconsulting.id/. Nah, Welas Asih Consulting juga bisa menjadi salah satu alternatif bagi kamu yang ingin berkonsultasi loh, for more info kamu bisa hubungi Minsih melalui nomor berikut ini https://wa.me/6281229195390 ya.
Sumber: Boyes, Alice. 2018, 7 September. Why Decluttering is So Hard. Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/us/blog/in-practice/201809/why-decluttering-is-so-hard.