
“Ketika Gen Z yang suka WFH ketemu atasan yang suka briefing jam 7 pagi, drama pun dimulai.”
Pernyataan ini mungkin sering terdengar seperti guyonan kantor biasa, tapi sebenarnya ada dinamika budaya yang jauh lebih dalam. Dunia Kerja saat ini menjadi tempat bertemunya empat generasi sekaligus, Baby Boomer, Generasi X, Milenial, dan Gen Z. Tapi, dari semua generasi itu, benturan paling terlihat adalah antara Baby Boomer dan Gen Z, yang seperti dari dua planet berbeda.
Gen Z tumbuh di era digital, terbiasa dengan fleksibilitas, kecepatan, dan kebebasan berekspresi. Mereka lebih terbuka, mudah beradaptasi dengan teknologi, dan seringkali menuntut makna dalam pekerjaan. Tidak heran, karena di Indonesia sendiri, Gen Z mendominasi populasi dengan jumlah mencapai 74,93 juta jiwa, atau sekitar 27,94% dari total penduduk (Rainer, 2023). Tapi disisi lain, Baby Boomer dibentuk oleh budaya kerja yang lebih menekankan pada loyalitas, jam kerja yang Panjang, dan masih menekankan nilai senioritas.
Mengapa cultural clash bisa terjadi? Ternyata terdapat perbedaan nilai, gaya komunikasi, dan harapan kerja yang mencolok antara generasi Baby Boomer dan Gen Z. Menurut Bhakuni (2025), terdapat tiga aspek utama yang bisa dilihat, yaitu:
1. Nilai dan Harapan Kerja
Generasi Baby Boomers menekankan pada stabilitas, keamanan kerja, profesionalisme, dan ketaatan. Berbeda dengan itu, Gen Z cenderung mencari makna dan pertumbuhan cepat. Mereka ingin fleksibilitas dan kebebasan dalam bekerja.
2. Gaya Komunikasi
Baby Boomers lebih suka menggunakan komunikasi formal dan terstruktur. Sedangkan Gen Z lebih terbiasa berkomunikasi dengan cara yang cepat dan informal.
3. Perbedaan Sikap terhadap Teknologi
Baby boomers cenderung lebih tradisional dan lambat dalam mengadopsi teknologi baru. Sebaliknya, Gen Z sangat cepat dalam mengadopsi alat-alat digital karena sudah terbiasa dengan teknologi.
Dalam dunia kerja yang semakin global dan multigenerasi, perbedaan budaya bukan hanya soal usia, tetapi juga cara pandang terhadap budaya. Di budaya kolektif seperti Indonesia, Jepang, dan Korea, struktur organisasi di tempat kerja cenderung hierarkis. Baby Boomer sangat dihormati, Gen Z dituntut untuk patuh dan tidak membantah. Sementara itu, di budaya individualistik seperti Amerika dan Inggris, Gen Z merasa lebih bebas untuk berpendapat karena terdapat kesetaraan dalam berkomunikasi.
Menurut Hofstede’s Cultural Dimensions Theory, perbedaan nilai dari dua generasi ini terlihat dalam dimensi Individualisme vs Kolektivisme dan Power Distance (jarak kekuasaan). Budaya kolektif dengan power distance yang tinggi seperti di banyak negara Asia, cenderung menciptakan lingkungan yang sangat menghormati senioritas, hierarki, dan keputusan atasan. Sementara itu, budaya individualistik dengan power distance rendah seperti di negara-negara Barat, lebih menekankan kesetaraan, transparansi, dan keberanian dalam berpendapat tanpa memandang usia dan jabatan (Nickerson, 2023).
Salah satu solusi paling efektif untuk mengatasi benturan budaya antara Gen Z dan Baby Boomer di tempat kerja adalah dengan meningkatkan cultural Intelligence. Secara sederhana, cultural intelligence adalah kemampuan seseorang untuk memahami, menghargai, dan beradaptasi dengan orang lain yang berbeda budaya. Lalu bagaimana cara meningkatkan cultural intelligence?
Untuk meningkatkan cultural intelligence, kita perlu memiliki motivasi atau keinginan untuk memahami budaya lain, termasuk mengetahui nilai atau kebiasaan dari budaya tersebut. Kita juga perlu memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan baik dan menyesuaikan cara bicara dan bersikap agar lebih menghargai budaya lain (Solomon & Steyn, 2017).
Cultural clash antara Gen Z dan Baby Boomer memang banyak terjadi, namun hal ini bisa diatasi dengan meningkatkan cultural intelligence. Dunia kerja akan jauh lebih baik jika setiap generasi mau saling menghormati, bukan bersaing. Yuk, mulai membangun budaya kerja yang sehat! Baca artikel menarik lainnya di welasasihconsulting.id, dan jika kamu membutuhkan panduan profesional, psikolog kami siap membantu melalui konsultasi via WhatsApp https://wa.me/6281229195390.
Bertemu dengan Generasi Baby Boomer