“Orang bikin appreciation post beneran tulus atau nggak sih?”
Media sosial sudah menjadi panggung utama untuk menunjukkan aktivitas di kehidupan kita. Setiap postingan, likes, komentar dan apresiasi, semuanya membentuk narasi dari kehidupan digital kita. Nah, dibalik tampilan sosial media, apakah postingan benar-benar berasal dari keinginan yang tulus atau hanya kebutuhan akan validasi aja? Yuk kita bahas bersama.
Kedalam Emosional dalam Postingan Apresiasi
Setiap hal yang dibagikan melalui sosial media mempunyai cerita, postingan apresiasi juga mungkin lebih dari yang kita kira. Appreciation post memiliki kedalaman emosional yang lebih kompleks. Likes dan komentar yang diperoleh dari orang lain sebagai bentuk pujian ini menjadi bentuk hasrat dan validasi sosial. Ketika seseorang mengunggah momen positif atau sebuah pencapaian, maka respons positif dari teman-teman ini secara tak langsung bisa mengisi kekosongan emosional yang mungkin sedang dirasakan.
Namun, apakah semua appreciation post ini benar-benar hanya untuk mendapatkan pujian semata? Jawabannya tentu tidak, ada hal lain didalamnya. Postingan semacam ini bisa menjadi cara seseorang agar bisa menyampaikan rasa terima kasih dan bentuk dukungan positif kepada orang lain. Pada saat kita menyadari bahwa kebahagiaan bersama yang dirasakan tak hanya menjadi momen milik individu saja, melainkan juga milik orang-orang di sekelilingnya.
Apresiasi melalui sosial media mempunyai perannya sendiri, namun memberikan apresiasi dalam bentuk tindakan nyata akan terasa lebih bermakna. Dengan kita mengirimkan pesan langsung, memberikan kejutan kecil atau bahkan sekedar menawarkan bantuan untuk teman yang berbagai cerita melalui media sosial seperti ini akan memiliki dampak yang lebih mendalam lagi pastinya.
Postingan untuk Mencari Validasi?
Terkadang orang bermain sosial media hanya untuk memperoleh validasi dari orang lain yang membuat diri mereka merasa lebih baik. Bahkan sebagian dari mereka mencari validasi bisa membuat ketagihan. Padahal likes dan komentar hanyalah perasaan lebih baik untuk sebentar saja. Mungkin merasa lebih baik saat ini, dampak positif yang dirasakan hanya sebentar karena datang dari orang lain dan bukan dari dalam diri mereka sendiri.
Tak semua interaksi melalui sosial media berbahaya. Hal tersebut bisa menjadi cara yang bagus untuk tetap berhubungan dengan orang-orang dan bisa menjadi cara yang tepat supaya memperoleh dukungan. Penting juga untuk melihat setiap postingan apresiasi dengan pandangan yang lebih luas.
Motivasi yang ada dibalik setiap postingan sosial media tak hanya hitam dan putih saja, jadi kita sebaiknya tak terlalu cepat dalam mengambil kesimpulan. Appreciation post ini bisa menjadi pemenuhan kebutuhan validasi sekaligus bentuk keinginan untuk berbagi kebahagiaan dan memberikan dukungan satu sama lain.
Itulah pembahasan tentang appreciaton post yang sering kita temui di media sosial. Kalau masih ingin tahu info yang lain langsung saja cek https://welasasihconsulting.id/. Nah, Welas Asih Consulting juga bisa menjadi salah satu alternatif bagi kamu yang ingin berkonsultasi loh, for more info kamu bisa hubungi Minsih melalui nomor berikut ini https://wa.me/6281229195390 ya.
Sumber Referensi: Zucker, Bonnie. 2021, November 26. Using Social Media for Reassurance dand Balidation. Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/us/blog/liberate-yourself/202111/using-social-media-reassurance-and-validation.